Digital Over Parents

Zaman semakin canggih, teknologi semakin mudah dijangkau. Dari masih bayi sudah di kasih main gadget, walaupun hanya pencet – pencet asal atau banting – banting, tetap saja namanya main gadgetkan? Anak sekolah yang sudah bisa membaca apalagi, mudah sekali mendapatkan informasi dari berita kekerasan dan pelecehan di tv sampai membaca twitter para buzzers. Terlepas benar atau tidaknya berita tersebut, Informasi di media online cepat sekali tersebar luas.

             Internet memang menyediakan berbagai macam pengetahuan, mau cari resep cinta, rumus statistika sampai debat kusir anggota DPR pun ada. Sungguh ini sangat memudahkan untuk menjawab segala pertanyaan, tapi bersamaan dengan itu internet juga berperan dalam menghambat salah satu hubungan komunikasi antara orang tua dan anak salah satunya. Saat tersesat di antah berantah sebuah koneksi internet tentu akan lebih membantu dari pada survival kit sederhana yang dibuat dari ranting – ranting. Tapi tidak dengan pengetahuan yang bisa di berikan orang tua, saat anak bertanya orang tua kerap memberikan nasihat dan petuah berdasarkan pengalamannya. Namun di era digital ini, mudahnya akses internet membuat anak lebih memilih mencari tau sendiri lebih dalam dari internet yang kadang sumbernya pun tidak jelas, dari pada bertanya kepada orang tua. Dari menentukan restoran keluarga sampai bertanya tentang agama sudah mulai bergantung pada informasi di internet.

Dilemma memang disaat internet menjadi sumber informasi yang sangat lengkap ternyata juga mengurangi peran orang tua dalam mendidik anaknya. Mulai saat ini sampai entah berapa tahun lagi, anak – anak yang sudah terbiasa bermain gadget sejak kecil semakin berani berargumen dengan lebih jelas, lugas, dan tegas terhadap apa yang menurutnya benar.

Semoga orang tua tidak mengganggap anak hasil didikannya durhaka karena lebih memilih google dari pada orang tuanya.

Leave a comment